081528205667
informasi@man4banjar.sch.id
Secarik Kisah Inspiratif dari Kamad MAN 4 Banjar
Secarik Kisah Inspiratif dari Kamad MAN 4 Banjar
Sel, 22 April 2025
Penulis : abid
490127903_29437721492508340_5107040585309665755_n

Rumah Makan Pegunungan Batilai. Rumah makan dengan eksotisme khas pegunungan. Hijau rimbun pepohonan menjulang berpadu kesejukan alam. Harusnya dalam suguhan suasana sejuk-rindang seperti itu kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian. Nyatanya, yang kami alami justru kontradiksi. Ada rasa sedih. Sedih bukan lantaran kecewa, tetapi kesedihan akan datangnya perpisahan. Berpisah dengan orang istimewa, ya malah sangat istimewa.

#

Di dunia bertebaran para pemimpin hebat. Sebagian kita kenal dan sebagian lainnya tak bersua. Salah satu pemimpin hebat yang saya kenal adalah seseorang yang pada saat itu makan siang bersama kami di Rumah Makan Pegunungan Batilai Pelaihari.

Drs. Jamhuri, M.Pd-Kepala MAN 4 Banjar-Pak Kamad sering kami panggil, telah memasuki masa purnatugas. Kami sengaja dan jauh-jauh hari berencana mengajak Beliau untuk makan siang bersama di tempat itu. Bukan untuk sekadar mengucapkan salam perpisahan, tetapi lebih mengacu pada ucapan terima kasih atas bimbingan Beliau yang sangat mendalam selama menjadi pucuk pimpinan tertinggi di MAN 4 Banjar.

Menjabat selama empat tahun terhitung dari tahun 2022 hingga 2025, nyatanya, selama priodesasi kepimpinan Beliau banyak falsafah hidup yang didapat. Dua yang menonjol yakni memimpin dengan pondasi kesabaran dan memimpin dengan rasa syukur.

Rasa Syukur itu dimplementasikan dengan guyonan-goyunan yang menghibur. Beliau adalah tipe orang dengan karakteristik buat apa susah kalau susah itu menyusahkan. Hingga tak mengherankan jika dalam berkomunikasi Beliau berupaya membangun komunikasi dengan mengedepankan unsur humor. Saya pikir ini adalah gaya kepemimpinan yang hebat. Sebuah strategi jitu agar kebijakan yang diambil dapat terserap dan tersampaikan secara efektif tanpa rasa paksaan. Gaya kepemimpinan seperti ini mengingatkan kita dengan gaya kepemimpinan Presiden ke-4 RI, Gus-Dur.

Dengan humor-humor yang Beliau sisipkan baik dalam situasi formal maupun informal hingga terkonstruksi hubungan simetris antara atasan dan bawahan. Imbasnya hilang sekat kesungkanan dan lebih mengakrabkan hubungan antarpersonal.

Dengan stretegi humor itu tak dapat dipungkiri, Pak Jamhuri adalah sosok cerdas. Di saat banyak pemimpin berusaha membangun image dirinyanya melalui pencitraan tegas, keras dan jaga jarak dengan bawahan, maka Pak Jamhuri adalah anomali dari karakter sedemikian.

Tak jarang Beliau dengan ramah menyapa petugas keamanan dan kebersihan madrasah. Sesekali ikut nimbrung ngolor-ngidul dengan tema random. Di Kantin hak istimewa sebagai kepala madrasah Beliau kesampingkan. Malah dalam beberapa kesempatan sering kedapatan makan bersama para siswa.

Terkait dengan konteks kesabaran, saya salah satu orang yang sedikit-banyaknya turut terlibat dalam berbagai permasalahan dan tantangan yang Bapak Jamhuri hadapi selama menjabat.

Masih membekas diingatan bagaimana penilaian akreditasi madrasah yang sempat mendapat nilai B. Saya salut. Di saat banyak komentar miring bernada sinisme hingga menjurus pada sarkasme, yang menjustifikasi raihan akreditasi B adalah bukti kegagalan kepemimpinannya, Beliau tidak marah juga tidak beminat menanggapi ragam komentar tersebut. Beliau lebih memilih bertindak elegan dengan berusaha banding dan minta re-akreditasi. “Kalau bisa kita perjuangkan, mari kita perjuangkan lagi!” begitu ungkapan lugas Beliau dihadapan kami. Sungguh sebuah sikap kesatria tak mau perang kata, tetapi balas dengan kerja nyata. Hasilnya A.

Selain itu tentunya, banyak permasalahan-permasalahan lain yang tak kalah krusial baik dalam lingkup internal maupun eksternal terjadi.

Teman-teman di jajaran wakamad juga meyakini bahwa Beliau bukan orang yang suka menyimpan masalah sendiri. Apalagi membawa persoalan pekerjaan sampai ke rumah. Lebih sering masalah yang dihadapi didiskusikan (sat-set) kepada kami selaku Wakamad dan Kepala TU.

Hingga tak heran dalam satu hari bisa terjadi dua sampai tiga kali rapat internal. Oo… Jangan dikira dengan intensitas tinggi pertemuan rapat itu membuat kami depresi justru sebaliknya, persoalan seberat apapun yang menjadi agenda rapat tetap Beliau sampaikan dengan nada ringan tanpa beban. Sekali lagi strategi humor konsisten Beliau terapkan. Kata-kata yang sering lontarkan di saat rapat adalah “Ingat, ini hanya persoalan dunia.”

Meski disampaikan sebatas angin lalu. Namun, kata-kata tersebut membekas diingatan. Barangkali hal ini didasari karena yang menyampaikan adalah Tuan Guru. Di tempat Beliau bermukim baik di Sungai Saluang maupun di Handil Bakti Pak Jamhuri sering diminta masyarakat untuk memimpin ritual-ritual keagamaan. Baca tahlil, baca manakib maupun iman salat di musala.

Saya bangga dan benar-benar bersyukur pernah kenal sekaligus pernah bekerja bersama Pak Jamhuri. Mengapa? Sebab Tuhan telah mengistimewakan Beliau dengan kesabaran, kerianggembiraan sekaligus juga diberikan jiwa kedermawaan. Tiga ciri yang sering kami yakini sebagai ciri-ciri orang saleh.

Terkait sifat kedermawaan. Beliau termasuk orang yang anti ditraktir tetapi lebih suka mentraktir. Fakta kedermawaan ini dapat dikonfirmasi di Rumah Makan Acil Ican Pasayangan. Salah satu rumah makan yang menjadi favorit kami. Tanyakan pada kasirnya siapa yang lebih sering membayar? Atau lebih afdol silakan tanya kantin di madrasah. Fokus pada satu kantin yang paling sering Beliau kunjungi, tetapi saya lupa nama pejaga kantinnya.

Ciri kedermawaan lainya adalah saat musim jeruk tiba. Tak kepalang tanggung dua karung besar berisi jeruk hasil kebun sendiri dibagikan kepada seluruh guru dan staf karyawan. Ini bukan sekali dua, tetapi teramat sering. Coba kurang pemurah apalagi?

Tentu banyak lagi kebaikan-kebaikan Beliau lain yang belum kita ketahui. Akan tetapi, makan siang di Pegunungan Batilai Pleihari itu membuat saya sedih. Sedih dengan perpisahan yang akan terjadi. Sedih akan kehilangan panutan dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Saya betul-betul sedih. Apalagi Beliau berkata bahwa setelah pensiun ini tidak lagi mau berurusan dengan hal-hal yang bersifat keduniaan. “Aku setelah pensiun ini kada lagi ba HP, Insya Allah sisa waktu ini hendak lebih fokus lagi berkomunikasi dengan Maha Pencipta. Mendengar kata-kata itu kami terenyuh tertegun lantas tak tahu lagi mau berkata apa.

Sekali lagi saya sedih, begitupun dengan kita sebagai Komunitas Majelis Kopi AT-Taufik. Beliau pernah bersama kita, ngopi bareng dengandiskusi-diskusi usil.

(Barakat kita takumpul di dunia semoga kita takumpul jua di surga-Nya Allah swt)

 

Penulis :
Oleh Akhmad Hasbi Wayhie, M.Pd
Merupakan Tenaga Pendidik MAN 4 Banjar

 

 

Artikel

Artikel Lainnya

PENGUKUHAN DAN PERPISAHAN SISWA...
Pengukuhan dan Perpisahan Siswa Kelas XII MAN 4 Banjar merupakan momen penting bagi para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka....
Sel, 6 Mei 2025 | 8:16
Hari Kartini
Hari Kartini diperingati pada 21 April setiap tahunnya. Peringatan Hari Kartini bertujuan untuk mengenang jasa-jasa Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan...
Rab, 23 April 2025 | 8:34
Hari Bumi Nasional
Pada tahun 2025, tema Hari Bumi adalah "Kekuatan Kita, Planet Kita" yang menekankan pentingnya transisi ke energi terbarukan untuk masa...
Sel, 22 April 2025 | 9:38
Mendalami Manfaat : Pentingnya...
Website sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pendidikan siswa di era digital. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang...
Sen, 21 April 2025 | 8:14